
“Kadang jadi orang miskin itu tak enak karena direndahkan dan tak banyak yang mau dekat padahal miskin tak menular, tapi biarlah. Sedari kecil saya terbiasa hidup dengan berjuang. Pesan dari ibu yang selalu kuingat adalah jadilah orang yang baik, pintar, dan beradab”, tegas gadis yang sudah menunaikan ibadah umroh ini.
Dari keadaan inilah Saudah termotivasi agar bisa jadi anak yang selalu maju, jangan kalah dengan keadaan, perjuangan Saudah berawal saat di bangku SD (sekolah dasar) di Batu Lintang Aceh Tengah, ikut orang tua hijrah untuk berkebun di Aceh Tengah, tidak sampai selesai SD di Aceh Tengah, Ayahnya meninggal dunia, Saudah dan keluarga pun kembali ke desa kelahirannya Lampoh Saka dan Ibunya menjadi orang tua tunggal.
Kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan membuat Saudah kecil harus bekerja sebagai buruh tani disawah sepulangnya dari sekolah. Pekerjaan ini dilakoninya hingga lulus dari SMA.
“Alhamdulillah dengan bekerja sewaktu sekolah saya dapat mengumpulkan sedikit uang untuk melanjutkan kuliah di Banda Aceh” ungkap Saudah mengenang.
Pada tahun 2004 Iya pun yakin untuk melanjutkan kuliah di Banda Aceh tepatnya di Universitas Serambi Mekkah dengan mengambil jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Perjuangan kuliah di Ibukota Propinsi membuatnya kembali menjalani hidup yang serba kekurangan dan mungkin lebih parah dari masa sekolahnya dulu.
Karena tekad yang kuat, Iya kembali banting tulang untuk melanjutkan hidup dengan tetap berkuliah, pekerjaan sebagai pelayan di salah satu rumah makan Padang Kawasan Peunayong pun dilakoninya.
“Saya sengaja memilih bekerja dirumah makan, karena bekerja dirumah makan, saya dapat makanan gratis dan tempat tinggal gratis” ujarnya tersenyum.
Akhirnya pada tahun 2009 Iya pun dapat menyelesaikan Pendidikan S1 nya, dengan bermodalkan gelar sarjana S1 kehidupannya mulai membuahkan hasil, Iya diterima sebagai tenaga pendidik di SMP Keumala Bhayangkari sampai tahun 2011 dengan penghasilan 100 rb/bulan, selanjutnya pada tahun 2011, Iya lulus program pemuda sarjana penggerak pedesaan mewakili Aceh ke pedalaman Jambi selama 2 tahun.
Pada 2013 kembali ke Aceh dan Kembali mengganggur, Alhamdulilah pada tahun yang sama diterima sebagai karyawan di Universitas Serambi Mekkah sebagai staf ESBED waktu itu.
Tidak mau terhenti di S1, dengan Bismillah dan dukungan dari sang Ibu serta motivasi teman-teman terkhusus Dr. Irhamni yang terus mendorongnya melanjutkan S2, Saudah pun yakin melanjutkan Pendidikan S2 di USK jurusan MIPA Biologi dan selesai pada tahun 2018.
“Selesai S2 saya melamar sebagai dosen di USM jurusan PGSD atas bantuan Kepala BAU USM Sarboni, SE, MM saat itu, alhamdulillah saya diterima”, tutur gadis hitam manis ini.
Seiring waktu berjalan Saudah mendapatkan beasiswa BPPDN untuk melanjutkan S3 di USK Program Studi DMas, saat ini iya sedang menyiapkan desertasi S3 nya,
“Kerasnya perjuangan akan membuat hidup terasa lebih menyenangkan. Karena sebuah hasil tidak akan pernah menghianati prosesnya. Jadilah pribadi yang mampu berpikir ke depan, namun tetap mampu berpikir kebelakang untuk belajar”. tutur Saudah diakhir wawancara dengan Humas USM Jumat, 18/11/22.